123 }

Jumat, 10 Agustus 2012

seperti yang di kehendaki Allah maka beliau menjadi Ke- kasih Allah. Untuk menciptakan Peribadi semacam itu- lah tujuan sebenarnya dari penciptaan dunia ini. ltulah sebabnya maka Allah S.W.T. bersabda : Kalau tidak karena engkau (Muhammadl), ti- dak Aku ciptakan dunia ini. (Hadis Qudsi). Dan karena segala perilaku beliau sesuai sepenuh- nya dengan Kehendak Allah, maka perbuatan-perbuatan beliau digambarkan seperti perbuatan Allah fiendiri : Dan bukanlah engkau yang melempar ketika engkau melempar. tetapi Aüah yarg melem- par. (Qur'an 8: 1 7). Dan kerena sebab yang sama itu pula maka beliau di sebut Rahmat bagi seisi alam : Tidaklah Kami utus engkau melainkan sebagai Rahmat bagi seisi Alam. (Qur'an 21: 107). karena tujuan penciptaan ialah Ubudiyyah : ' Tidak Aku ciptakan iin dan manusia mela- inkan untuk mengabdi kepadaKu. (Qur'an 51: 56). dan peribadi Nabi Besar Muhammad s.a.w. merupakan pola, merupakan wadah dari Ubudiyyah itu. Oleh karena itu peribadinya merupakan sumber petunjuk dan sumber keselamatan dari seluruh penciptaan Allah ;itulah Rah- mat Allah. Dan karena keluhuran peribadi beliau - ke- sempurnaan Ubudiyyah beliau - hidup, perbuatan dan segala perilaku beliau adalah teladan bagi kita 1 Sesungguhnya dalam diri Rosul Allah itu kamu dapati teladan yang baik untuk kamu dan orang yang berharap akan menemui Allah dan Hari_ kemudian dan yang mengingat Tuhan sebanyak-banyaknya (Qur'an 33: 21). Jalan yang baik ini dan ahklak yang luhur itu me- rupakan tujuan pengutusan Nabi-nabi itu, seperti sabda Nabi Besar Muhammad s.a.w. : 'Bahwasannya aku di urus untuk menyempurna- kan akhlak. dan Nabi Besar itu merupakan kaca di mana akhlak yang tinggi serta Ubudiyyah yang sempuma membentuk gam- barannya. Keilahian dan Kemanusiaan Marilah kita lihat dua aspek Ubidiyyah yang sem- puma. Salah satu dan' padanya ialah Kemanusiaan - sebagai lawan kata Keilahian - dan yang satu lagi Ke- benaran (yang bersifat benar). . Dalam diri Nabi-nabi unsur-unsur keilahian turut terpaut karena Wahyu. dan kalau manusia tidak di- ingatkan sungguh-sungguh dalam hal ini, maka akar-akar agama itu sendiri akan rusak. Oleh karena itu sangat pen- ting sekali di sadari bahwa Nabi-nabi itu manusia se- penuhnya, Nabi-nabi itu adalah manusia yang fana. Se- bab hanya apabila mereka manusia maka mereka wajar di jadikan teladan. Kita harus mengikiti jejak langkah mereka. Mereka merupakan wadah dari pada ajaran-ajar- an yang di terima manusia dalam memberi jawab masa- lah dasar manusia: Apakah yang harus aku lakukan dan harus menjadi apakah aku sebenamya? Nabi Suci me- nunjukan jalan kepada kita dengan membuat dirinya menjadi seperti seharusnya beliau harus jadi. Beliau me- rupakan gambar hidup dari pada kebajikan yang di ajarkan Al-Qur'an, sehingga Siti Aisyah r.a. berkata:  continue




1 komentar: