seperti yang di kehendaki Allah maka beliau menjadi Ke-
kasih Allah. Untuk menciptakan Peribadi semacam itu-
lah tujuan sebenarnya dari penciptaan dunia ini. ltulah
sebabnya maka Allah S.W.T. bersabda :
Kalau tidak karena engkau (Muhammadl), ti-
dak Aku ciptakan dunia ini. (Hadis Qudsi).
Dan karena segala perilaku beliau sesuai sepenuh-
nya dengan Kehendak Allah, maka perbuatan-perbuatan
beliau digambarkan seperti perbuatan Allah fiendiri :
Dan bukanlah engkau yang melempar ketika
engkau melempar. tetapi Aüah yarg melem-
par. (Qur'an 8: 1 7).
Dan kerena sebab yang sama itu pula maka beliau
di sebut Rahmat bagi seisi alam :
Tidaklah Kami utus engkau melainkan sebagai
Rahmat bagi seisi Alam. (Qur'an 21: 107).
karena tujuan penciptaan ialah Ubudiyyah : '
Tidak Aku ciptakan iin dan manusia mela-
inkan untuk mengabdi kepadaKu.
(Qur'an 51: 56).
dan peribadi Nabi Besar Muhammad s.a.w. merupakan
pola, merupakan wadah dari Ubudiyyah itu. Oleh karena
itu peribadinya merupakan sumber petunjuk dan sumber
keselamatan dari seluruh penciptaan Allah ;itulah Rah-
mat Allah. Dan karena keluhuran peribadi beliau - ke-
sempurnaan Ubudiyyah beliau - hidup, perbuatan dan
segala perilaku beliau adalah teladan bagi kita 1
Sesungguhnya dalam diri Rosul Allah itu kamu
dapati teladan yang baik untuk kamu dan
orang yang berharap akan menemui Allah dan
Hari_ kemudian dan yang mengingat Tuhan
sebanyak-banyaknya (Qur'an 33: 21).
Jalan yang baik ini dan ahklak yang luhur itu me-
rupakan tujuan pengutusan Nabi-nabi itu, seperti sabda
Nabi Besar Muhammad s.a.w. :
'Bahwasannya aku di urus untuk menyempurna-
kan akhlak.
dan Nabi Besar itu merupakan kaca di mana akhlak yang
tinggi serta Ubudiyyah yang sempuma membentuk gam-
barannya.
Keilahian dan Kemanusiaan
Marilah kita lihat dua aspek Ubidiyyah yang sem-
puma. Salah satu dan' padanya ialah Kemanusiaan -
sebagai lawan kata Keilahian - dan yang satu lagi Ke-
benaran (yang bersifat benar).
. Dalam diri Nabi-nabi unsur-unsur keilahian turut
terpaut karena Wahyu. dan kalau manusia tidak di-
ingatkan sungguh-sungguh dalam hal ini, maka akar-akar
agama itu sendiri akan rusak. Oleh karena itu sangat pen-
ting sekali di sadari bahwa Nabi-nabi itu manusia se-
penuhnya, Nabi-nabi itu adalah manusia yang fana. Se-
bab hanya apabila mereka manusia maka mereka wajar
di jadikan teladan. Kita harus mengikiti jejak langkah
mereka. Mereka merupakan wadah dari pada ajaran-ajar-
an yang di terima manusia dalam memberi jawab masa-
lah dasar manusia: Apakah yang harus aku lakukan dan
harus menjadi apakah aku sebenamya? Nabi Suci me-
nunjukan jalan kepada kita dengan membuat dirinya
menjadi seperti seharusnya beliau harus jadi. Beliau me-
rupakan gambar hidup dari pada kebajikan yang di
ajarkan Al-Qur'an, sehingga Siti Aisyah r.a. berkata: continue
Waw salam hangat
BalasHapus